Jin adalah salah satu jenis makhluk Allah
Subhanahu wa Ta’ala(SWT) yang memiliki sifat fisik tertentu, berbeda dengan
jenis manusia atau malaikat.Jin diciptakan dari bahan dasar api, sebagaimana
yang Allah Subhanahu wa Ta’ala(SWT) firmankan,
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ (14) وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ(15)
“Dia menciptakan manusia dari tanah kering
seperti tembikar. Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: 14 –
15)
Jin memiliki kesamaan dengan manusia dalam
dua hal:
a. Jin memiliki akal dan nafsu, sebagaimana
manusia juga memiliki akal dan nafsu.
b. Jin mendapatkan beban perintah dan
larangan syariat, sebagaimana manusia juga mendapatkan beban perintah dan
larangan syariat.
Oleh karena itu, ada jin yang muslim dan
ada jin yang kafir. Ada jin yang baik dan ada jin yang jahat. Ada jin yang
pintar masalah agama dan ada jin yang bodoh. Bahkan ada jin Ahlussunnah dan ada
jin pengikut kelompok sesat, dst.
Sedangkan perbedaan jin dengan mansuia yang
paling mendasar adalah dari asal penciptaan dan kemampuan bisa kelihatan dan
tidak.Makhluk ini dinamakan jin, karena memiliki sifat ijtinan (Arab: اجتنان), yang artinya tersembunyi dan tidak kelihatan. Manusia tidak bisa
melihat jin dan jin bisa melihat manusia. Allah berfirman,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya ia (iblis) dan
pengikut-pengikutnya melihat kamu di suatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat
mereka.” (QS. Al-A’raf: 27)
Setan
Untuk memahami setan, satu prinsip yang
harus Anda pegang: Jin itu makhluk dan setan itu sifat. Karena setan itu sifat,
maka dia melekat pada makhluk dan bukan berdiri sendiri.
Setan adalah sifat untuk menyebut setiap
makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka
melawan aturan, atau semacamnya.
Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar mengatakan,
الشيطان في لغة العرب يطلق على كل عاد متمرد
“Setan dalam bahasa Arab digunakan untuk
menyebut setiap makhluk yang menentang dan membangkang.” (Alamul Jinni was
Syayathin, Hal. 16).
Dinamakan setan, dari kata; syutun (Arab: شطون) yang artinya jauh. Karena setan dijauhkan dari rahmat Allah.
(Al-Mu’jam Al-Wasith, kata: الشيطان)
Kembali pada keterangan sebelumnya, karena
setan itu sifat maka kata ini bisa melekat pada diri manusia dan jin.
Sebagaimana penjelasan Allah Subhanahu wa Ta’ala(SWT) bahwa ada setan dari
golongan jin dan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala(SWT) berfirman, setelah
menjelaskan sifat-sifat setan,
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“(setan yang membisikkan itu) dari golongan
jin dan mausia.” (QS. An-Nas: 6).
Iblis
Siapakah iblis? Iblis adalah nama salah
satu jin yang menjadi gembongnya para pembangkang. Dalil bahwa iblis dari
golongan jin adalah firman Allah,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
“Ingatlah ketika Kami berkata kepada para
malaikat, ‘Sujudlah kallian kepada Adam!’ maka mereka semua-pun sujud kecuali
Iblis. Dia dari golongan jin dan membangkang dari perintah Allah.” (QS.
Al-Kahfi: 46)
Iblis juga memiliki keturunan, sebagaimana
umumnya jin lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ
“Iblis itu dari golongan jin, dan dia
membangkang terhadap perintah Rab-nya. Akankah kalian menjadikan dia dan
keturunannya sebagai kekasih selain Aku, padahal mereka adalah musuh bagi
kalian…” (QS. Al-Kahfi: 46)
0 komentar:
Posting Komentar