Jumat, 28 Maret 2014

20 Sifat ALLAH SWT


Allah memiliki sifat-sifat yang banyak, sebagai mana banyak di jelaskan di dalam Al Qur'an maupun Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW,semua sifat-sifat Allah menunjukan ke-mahakuasan, Kesempurnaan, serta  berpedoman pada :
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
 PADA QS , AL-IKHLASH (MEMURNIKAN KEESAAN ALLAH) Pendahuluan: Makkiyyah, 4 ayat ~ Nabi Muhammad saw. pernah ditanya tentang Tuhannya. Maka, dalam surat ini, beliau diperintah untuk menjawab pertanyaan itu. Yaitu, bahwa Allah adalah Tuhan Yang memiliki segala sifat kesempurnaan, Tuhan Yang Mahaesa, Tuhan tempat kembali dalam setiap kebutuhan, Tuhan Yang tidak membutuhkan kepada siapa pun, Tuhan Yang Mahasuci dari sifat serupa dengan makhluk, Tuhan Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan Tuhan yang tidak satu makhluk pun dapat menyerupai-Nya. Mereka yang, dengan nada mengolok dan menghina, berkata, "Gambarkan kepada kami tentang Tuhanmu," katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Allah adalah Tuhan Yang Esa, bukan selain Dia, dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

kesucian yang tidak di miliki keseluruhan makhluknya. Setiap muslim harus meyakini bahwa Allah memiliki semua sifat yang mulia. Namun secara ijmali ia harus yakin bahwa Allah besifat dengan sifat maha sempurna,

20 dari sifat Allah yang wajib dan mustahil,secara umum terdiri dari 4 bagian ;
1. 1 Sifat Nafsiyah
2. 5 Sifat Salbiyah
3. 7 Sifat Ma'ani
4. 7 Sifat Ma'nawiyah

1. SIFAT NAFSIYAH
Sifat Nafsiyah sifat yang hanya melekat pada Dzat Allah SWT,yakni bahwa Allah itu bersifat dengan sifat wujud,ada tetapi tidak di sebapkan oleh sebap lain.Sifat Nafsiyah terdiri dari 1 sifat yaitu WUJUD.

Maksudnya sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal jika Allah tidak disifatkan dengan sifat ini. Atau bisa juga dikatakan sifat untuk menentukan adanya Allah, di mana Allah menjadi tidak mungkin ada tanpa adanya sifat tersebut. adapun yang tergolong sifat ini hanya satu yaitu sifat wujud.

2. SIFAT SALBIYAH
Sifat Salbiyah yaitu sifat menafikan atau meniadakan sifat-sifat tertentu pada diri selain Dzat Allah, Sifat Salbiyah terdiri dari 5 sifat yaitu ;QADAM, BAQA, MUHOLAFATULIL HAWADITS, QIYAAMUHU BINAFSIHI, WAKDANIYAT.

Maksudnya sifat yang menolak apa yang tidak layak bagi Allah. Atau dikatakan juga sifat yang digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak layak bagi Allah. Sifat Salbiyah ini ada lima sifat yakni, 2- Qidam, 3-  Baqo’, 4- Mukhalafatu lil hawaditsi, 5- Qiyamuhu binafsihi, 6- Wahdaniyyah.

3. SIFAT MA"ANI
Arti sifat ma'ani adalah sifat yang ada pada Allah SWT, yang menunjukan bahwa Allah itu maujud sifat ma'ani terdiri dari

Maksudnya sifat yang diwajibkan bagi zat Allah suatu hukum atau sifat yang pasti ada pada Dzat Allah. Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, 7- Qudrat, 8- Iradah, 9- Ilmu, 10- Hayat, 11- Sama’, 12- Bashar dan 13- Kalam.

4. SIFAT MA"NAWIYAH
Arti dari Sfat Mana'wiyah sesuatu hal tsabit atau tetap pada Dzat Allah yang bersifat ma'ani. Tegasnya diantara sifat ma'ani dan ma'nawiyah tidak berbeda dan berhubungan satu dengan yang lain. Yang termasuk Sifat Ma'nawiyah ada 7 yaitu ;QOODIRUN, MURIDUN, AALIMUN, HAYYUN, SAMIUN, BASHIRUN, MUTAKALIMUN.

Maksudnya sifat Allah yang dilazimkan atau tidak bisa dipisahkan dengan Sifat Ma’ani. Sifat Ma’nawiyah adalah sifat yang mulazimah atau menjadi akibat dari sifat ma’ani. Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, yakni 14- Kaunuhu Qadiran, 15- Kaunuhu Muridan, 16- Kaunuhu Aliman, 17- Kaunuhu Hayyan, 18- Kaunuhu Sami’an, 19- Kaunuhu Bashiran, 20- Kaunuhu Mutakalliman

Dengan pembahasan tentang 20 Sifat  yang wajib dan Mustahil bagi Allah kita harus meyakini pula ;
Bahwa Allah itu mempunyai sifat "JAIZ" atau Boleh atau Tidak; Artinya ;"Mengerjakan atau menjadikan sesuatu atau meninggalkannya", Jadi maksud Allah bersifat JAIZ, atau boleh-boleh saja untuk mengerjakan sesuatu atau tidak. Dengan demikian jumlah AQO"IDUL IMAN atau sifat-sifat yang harus di imani oleh orang yang ber-iman terdiri dari 41 sifat, 20 wajib 20 mustahil dan 1 jaiz. (untuk mengerjakan atau tidak)

Kaitannya dengan sifat-sifat Allah yang menunjukan kesempurna'an-nya,Ada 9(sembilan)aqoid atau perkara yang harus di fahami yaitu ;
1. WAJIB I'TIKAD KAN BAHWA MUSTAHIL bagi Allah berkewajiban untuk menciptakannya. Allah tidak wajib menciptakan sesuatu, namun jaiz bagi Allah untuk menciptakan atau tidak, jadi bukan kewajiban. Ini lawan dari sifat JAIZ.
2. WAJIB I'TIKADKAN BAHWA ALLAH TA"ALA; Artinya ; "Maha suci Allah ta'ala dari mengambil manfa'at dari segala perbuatan dan Hukumnya", bahwa Allah tidak mengambil manfaatnya dari semua perbuatan hukumnya maupun ketetapannya.
3. WAJIB I'TIKADKAN BAHWA ALLAH TA"ALA ,tidak mungkin mustahil mengambil sesuatu faedah dari ciptaannya, semua dari ketetapannya adalah untu makhluknya semata.
4. WAJIB I'TIKADKAN BAHWA SEKALIAN MAKHLUKNYA TIDAK AKAN MEMPENGARUHI TENTANG KEKUASAAN ALAH TA"ALA, Alah tidak rugi makhluknya mau ibadat atau tidak,
5. WAJIB I'TIKADKAN BAHWA, semua makhlunya memberi bekas dan pengaruh pada kekuasaannya
6. WAJIB I'TIKADKAN BAHWA HUDUTSUL ALAM,yakni bahwa alam itu baru, dahulunya tidak ada lalu di adakan oleh Allah SWT,
7. WAJIB I'TIKADKAN BAHWA MUSTAHIL QIDAMNYA ALAM SEMESTA, yakni di i'tikatkan mustahil alam semesta ada sebelum ada sesuatu, sedangkan Hanya Allah yang besifat QIDAM, sedang semua makhluk adalah baru, yakni di ciptakan adri tidak ada menjadi ada.
8. WAJIB I'TIKADKAN BAHWA LAATATSIIRO LIKULLI SYAI"IN MINAL KAA"INAATI BITHOB"IHI Artinya ; "Sekalian makhluk hidup tidak dapat memberi bekas atau pengaruh dengan tabiat atau kebiasaannya sendiri".
9. WAJIB I'TIKADKAN BAHWA SKALIAN MAKHLUKNYA MUSTAHIL MEMBERI BEKAS ATAU Pengaruh deNAGN TABIAT DAN KEBIASAANYA MASING_MASING.
Jadi semua AQOIDUL IMAN manjdi 50, Yang terdiri dari 20 sifat WAJIB dan MUSTAHIL;

20 SIFAT WAJIB BAGI ALLAH SWT

1. Wujud : Artinya Ada

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا
"Allah telah menciptakan tujuh langit dan bumi berserta segala sesuatu diantara keduanya" (Qs. As Sakdah : 4).

Yaitu tetap dan benar yang wajib bagi zat Allah Taala yang tiada disebabkan dengan sesuatu sebab. Maka wujud ( Ada )  disisi Imam Fakhru Razi dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi bukan ia a'in maujud dan bukan lain daripada a'in maujud , maka atas qaul ini adalah wujud itu Haliyyah ( yang menepati antara ada dengan tiada) . Tetapi pada pendapat Imam Abu Hassan Al-Ashaari wujud itu ain Al-maujud , karena wujud itu zat maujud karena tidak disebutkan wujud melainkan kepada zat. Kepercayaan bahwa wujudnya Allah SWT. bukan saja di sisi agama Islam tetapi semua kepercayaan di dalam dunia ini mengaku menyatakan Tuhan itu ada. Firman Allah SWT. yang bermaksud :

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۚ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ [٣١:٢٥]
"Dan jika kamu tanya orang-orang kafir itu siapa yang menjadikan langit dan bumi nescaya berkata mereka itu Allah yang menjadikan" ( Surah Luqman : Ayat 25 )

2. Qidam : Artinya Sedia

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ
"Dialah Allah yang awal dan yang akhir"(QS. Al Hadid : 3).

Pada hakikatnya menafikan ada permulaan wujud Allah SWT karena Allah SWT. menjadikan tiap-tiap suatu yang ada, yang demikian tidak dapat tidak keadaannya lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu itu. Jika sekiranya Allah Ta'ala tidak lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu, maka hukumnya adalah mustahil dan batil. Maka apabila disebut Allah SWT. bersifat Qidam maka jadilah ia qadim. Di dalam Ilmu Tauhid ada satu perkataan yang sama maknanya dengan Qadim Yaitu Azali. Setengah ulama menyatakan bahwa kedua-dua perkataan ini sama maknanya Yaitu sesuatu yang tiada permulaan baginya. Maka qadim itu khas dan azali itu am. Dan bagi tiap-tiap qadim itu azali tetapi tidak boleh sebaliknya, Yaitu tiap-tiap azali tidak boleh disebut qadim. Adalah qadim dengan nisbah kepada nama terbahagi kepada empat bagian :
· Qadim Sifati ( Tiada permulaan sifat Allah Ta'ala )
· Qadim Zati ( Tiada permulaan zat Allah Ta'ala )
· Qadim Idhafi ( Terdahulu sesuatu atas sesuatu seperti terdahulu bapa nisbah kepada anak )
· Qadim Zamani ( Lalu masa atas sesuatu)
. Qadim Haqiqi ( Qadim Sifati dan Qadim Zati ) tidak harus dikatakan lain daripada Allah Ta'ala.

3. Baqa' : Artinya Kekal

وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ٥٥:٢٧]
"Maha kekal tuhanmua yang mempunyai kebesaran dan kemulyaan"(Qs. Ar Rahman : 27)

Sentiasa ada, kekal ada dan tiada akhirnya Allah SWT . Pada hakikatnya ialah menafikan ada kesudahan bagi wujud Allah Ta'ala. Adapun yang lain daripada Allah Ta'ala , ada yang kekal dan tidak binasa Selama-lamanya tetapi bukan dinamakan kekal yang hakiki ( yang sebenar ) Bahkan kekal yang aradhi ( yang mendatang jua seperti Arasy, Luh Mahfuz, Qalam, Kursi, Roh, Syurga, Neraka, jisim atau jasad para Nabi dan Rasul ). Perkara 'perkara tersebut kekal secara mendatang tatkala ia bertakluq dengan Sifat dan Qudrat dan Iradat Allah Ta'ala pada mengekalkannya. Segala jisim semuanya binasa melainkan ajbu Az-zanabi ( tulang kecil seperti biji sawi letaknya di tungking manusia, itulah benih anak Adam ketika bangkit daripada kubur kelak ). Jasad semua nabi-nabi dan jasad orang-orang syahid berjihad Fi Sabilillah yang mana ianya adalah kekal aradhi jua. Disini nyatalah perkara yang diiktibarkan permulaan dan kesudahan itu terbahagi kepada 3 bagian :

· Tiada permulaan dan tiada kesudahan Yaitu zat dan sifat Alllah SWT.
· Ada permulaan tetapi tiada kesudahan Yaitu seperti Arash, Luh Mahfuz , syurga dan lain-lain lagi.
· Ada permulaan dan ada kesudahan Yaitu segala makhluk yang lain daripada perkara yang diatas tadi ( Kedua ).

4. Mukhalafatuhu Ta'ala Lilhawadith. Artinya : Bersalahan Allah Ta'ala dengan segala yang baharu.

قَوْمَ فِرْعَوْنَ ۚ أَلَا يَتَّقُونَ .
"Allah tidak sama dengan segala sesuatu"(Qs. Asy Syuuro : 11).

Pada zat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru , yang telahada atau yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan Allah Ta'ala menyerupai dengan yang baharu pada zatnya , sifatnya atau perbuatannya. Sesungguhnya zat Allah Ta'ala bukannya berjirim dan bukan aradh Dan tiada sesekali zatnya berdarah , berdaging , bertulang dan juga bukan jenis leburan , tumbuh-tumbuhan , tiada berpihak ,tiada bertempat dan tiada dalam masa. Dan sesungguhnya sifat Allah Ta'ala itu tiada bersamaan dengan sifat yang baharu karena sifat Allah Ta'ala itu qadim lagi azali dan melengkapi ta'aluqnya. Sifat Sama' ( Maha Mendengar ) bagi Allah Ta'ala berta'aluq ia pada segala maujudat tetapi bagi mendengar pada makhluk hanya pada suara saja. Sesungguhnya di dalam Al-Quraan dan Al-Hadith yang menyebut muka dan tangan Allah SWT. , maka perkataan itu hendaklah kita iktiqadkan thabit ( tetap ) secara yang layak dengan Allah Ta'ala Yang Maha Suci daripada berjisim dan Maha Suci Allah Ta'ala bersifat dengan segala sifat yang baharu.

5. Qiyamuhu Ta'ala Binafsihi : Artinya : Berdiri Allah Ta'ala dengan sendirinya .

إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
"Sesungguhnya Allah maha kaya dari pada alam semesta"(Qs. Al Ankabuut : 6)

Tidak berkehendak kepada tempat berdiri ( pada zat ) dan tidak berkehendak kepada yang menjadikannya Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan Allah SWT. berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya. Allah SWT itu terkaya dan tidak berhajat kepada sesuatu sama adapada perbuatannya atau hukumannya. Allah SWT menjadikan tiap-tiap sesuatu dan mengadakan undang-undang semuanya untuk faedah dan maslahah yang kembali kepada sekalian makhluk . Allah SWT menjadikan sesuatu ( segala makhluk ) adalah karena kelebihan dan belas kasihannya bukan berhajat kepada faedah. Allah SWT. Maha Terkaya daripada mengambil apa-apa manafaat di atas kataatan hamba-hambanya dan tidak sesekali menjadi mudharat kepada Allah Ta'ala atas sebab kemaksiatan dan kemungkaran hamba-hambanya. Apa yang diperintahkan atau ditegah pada hamba-hambanya adalah perkara yang kembali faedah dan manafaatnya kepada hamba-hambaNya jua. Firman Allah SWT. yang bermaksud :
Barangsiapa berbuat amal yang soleh ( baik ) maka pahalanya itu pada dirinya jua dan barangsiapa berbuat jahat maka balasannya (siksaannya ) itu tertanggung ke atas dirinya jua . ( Surah Fussilat : Ayat 46 ). Syeikh Suhaimi r.a.h berkata adalah segala yang maujudat itu dengan nisbah berkehendak kepada tempat dan kepada yang menjadikannya, terbahagi kepada empat bagian :
· Terkaya daripada tempat berdiri dan daripada yang menjadikannya Yaitu zat Allah SWT.
· Berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya Yaitu segala aradh ( segala sifat yang baharu ).
· Terkaya daripada zat tempat berdiri tetapi berkehendak kepada yang menjadikannya Yaitu segala jirim. ( Segala zat yang baharu ) .
· Terkaya daripada yang menjadikannya dan berdiri ia pada zat Yaitu sifat Allah Ta'ala.

6. Wahdaniyyah. Artinya : Esa Allah Ta'ala pada zat, pada sifat & pada perbuatan.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
"Katakanlah dialah Allah Yang Maha Esa"(Qs. Al-Ikhlaas : 1)

Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan berbilang pada zat, pada sifat dan pada perbuatan sama ada bilangan yang muttasil (yang berhubung ) atau bilangan yang munfasil ( yang bercerai ).
Makna Esa Allah SWT pada zat itu Yaitu menafikan Kam Muttasil pada Zat ( menafikan bilangan yang berhubung dengan zat ) seperti tiada zat Allah Ta'ala tersusun daripada darah , daging , tulang ,urat dan lain-lain. Dan menafikan Kam Munfasil pada zat ( menafikan bilangan yang bercerai pada zat Allah Ta'ala )seperti tiada zat yang lain menyamai zat Allah Ta'ala.
Makna Esa Allah SWT pada sifat Yaitu menafikan Kam muttasil pada Sifat ( menafikan bilangan yang berhubung pada sifatnya ) Yaitu tidak sekali-kali bagi Allah Ta'ala pada satu-satu jenis sifatnya dua qudrat dan menafikan Kam Munfasil pada sifat ( menafikan bilangan bilangan yang bercerai pada sifat ) Yaitu tidak ada sifat yang lain menyamai sebagaimana sifat Allah SWT. yang Maha Sempurna.

Makna Esa Allah SWT pada perbuatan Yaitu menafikan Kam Muttasil pada perbuatan ( menafikan bilangan yang berceraicerai pada perbuatan ) Yaitu tidak ada perbuatan yang lain menyamai seperti perbuatan Allah bahkan segala apa yang berlaku di dalam alam semuanya perbuatan Allah SWT sama ada perbuatan itu baik rupanya dan hakikatnya seperti iman dan taat atau jahat rupanya tiada pada hakikat-nya seperti kufur dan maksiat sama ada perbuatan dirinya atau perbuatan yang lainnya ,semuanya perbuatan Allah SWT dan tidak sekali-kali hamba mempunyai perbuatan pada hakikatnya hanya pada usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas. Maka wajiblah bagi Allah Ta'ala bersifat Wahdaniyyah dan ternafi bagi Kam yang lima itu Yaitu :
1. Kam Muttasil pada zat.
2. Kam Munfasil pada zat.
3. Kam Muttasil pada sifat.
4. Kam Munfasil pada perbuatan.

Maka tiada zat yang lain , sifat yang lain dan perbuatan yang lain menyamai dengan zat , sifat dan perbuatan Allah SWT . Dan tertolak segala kepercayaan-kepercayaan yang membawa kepada menyekutukan Allah Ta'ala dan perkara-perkara yang menjejaskan serta merusakkan iman.

7. Al  Qudrah : Artinya : Kuasa qudrah Allah SWT.

إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu"(Qs.Al Baqarah : 20)

Memberi bekas pada mengadakan meniadakan tiap-tiap sesuatu. Pada hakikatnya ialah satu sifat yang qadim lagi azali yang thabit ( tetap ) berdiri pada zat Allah SWT. yang mengadakan tiap-tiap yang ada dan meniadakan tiap-tiap yang tiada bersetuju dengan iradah. Adalah bagi manusia itu usaha dan ikhtiar tidak boleh memberi bekas pada mengadakan atau meniadakan , hanya usaha dan ikhtiar pada jalan menjayakan sesuatu . Kepercayaan dan iktiqad manusia di dalam perkara ini berbagai-bagaiFikiran dan fahaman seterusnya membawa berbagai-bagai kepercayaan dan iktiqad.
a. Iktiqad Qadariah :
Perkataan qadariah Yaitu nisbah kepada qudrat . Maksudnya orang yang beriktiqad akan segala perbuatan yang dilakukan manusia itu sama ada baik atau jahat semuanya terbit atau berpuncak daripada usaha dan ikhtiar manusia itu sendiri dan sedikitpun tiada bersangkut-paut dengan kuasa Allah SWT.
b. Iktiqad Jabariah :
Perkataan Jabariah itu nisbah kepada Jabar ( Tergagah ) dan maksudnya orang yang beriktiqad manusia dan makhluk bergantung kepada qadak dan qadar Allah semata-mata ( tiada usaha dan ikhtiar atau boleh memilih samasekali ).
c. Iktiqad Ahli Sunnah Wal  Jamaah :
Perkataan Ahli Sunnah Wal Jamaah ialah orang yang mengikut perjalanan Nabi dan perjalanan orang-orang Islam Yaitu beriktiqad bahwa hamba itu tidak digagahi semata-mata dan tidak memberi bekas segala perbuatan yang disengajanya, tetapi ada perbuatan yang di sengaja pada zahir itu yang dikatakan usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas sebenarnya sengaja hamba itu daripada Allah Ta;ala jua. Maka pada segala makhluk ada usaha dan ikhtiar pada zahir dan tergagah pada batin dan ikhtiar serta usaha hamba adalah tempat pergantungan taklif ( hukum ) ke atasnya dengan suruhan dan tegahan ( ada pahala dan dosa ).

8. Iradah : Artinya : Menghendaki Allah Ta'ala.

فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ
("Allah Maha Berkehendak atas apa yang di inginkan")(Qs. Al Bruruuj : 16).

Maksudnya menentukan segala mumkin ttg adanya atau tiadanya. Sebenarnya adalah sifat yang qadim lagi azali thabit berdiri pada Zat Allah Ta'ala yang menentukan segala perkara yang harus atau setengah yang harus atas mumkin . Maka Allah Ta'ala yang selayaknya menghendaki tiap-tiap sesuatu apa yang diperbuatnya. Umat Islam beriktiqad akan segala hal yang telah berlaku dan yang akan berlaku adalah dengan mendapat ketentuan daripada Allah Ta'ala tentang rezeki , umur , baik , jahat , kaya , miskin dan sebagainya serta wajib pula beriktiqad manusia ada mempunyai nasib ( bagian ) di dalam dunia ini sebagaimana firman Allah SWT. yang bermaksud : ' Janganlah kamu lupakan nasib ( bagian ) kamudi dalam dunia ' . (Surah Al  Qasash : Ayat 77). Kesimpulannya ialah umat Islam mestilah bersungguh-sungguh untuk kemajuan di dunia dan akhirat di mana menjunjung titah perintah Allah Ta'aladan menjauhi akan segala larangan dan tegahannyadan bermohon dan berserah kepada Allah SWT.

9. Ilmu : Artinya : Mengetahui Allah Ta'ala.

وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Allah maha mengetahui atas segala sesuatu"(Qs. An Nisa : 176)

Maksudnya nyata dan terang meliputi tiap-tiap sesuatu sama ada yangMaujud (ada) atau yang Ma'adum ( tiada ). Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada ( thabit ) qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta'ala. Allah Ta'ala Maha Mengetahui akan segala sesuatu sama ada perkara. Itu tersembunyi atau rahasia dan juga yang terang dan nyata. Maka 'ilmu Allah Ta'ala Maha Luas meliputi tiap-tiap sesuatu diAlam yang fana' ini.

10. Hayat . Artinya : Hidup Allah Ta'ala.

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ
"Bertawakallah kamu kepada Allah yang Maha Hidup dan tidak mati" (Qs. Al Furqoon : 58)

Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta'ala . Segala sifat yang ada berdiri pada zat daripada sifat Idrak ( pendapat ) Yaitu : sifat qudrat, iradat , Ilmu , Sama' Bashar dan Kalam.

11. Sama' : Artinya : Mendengar Allah Ta'ala.

Hakikatnya ialah sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada Zat Allah Ta'ala. Yaitu dengan terang dan nyata pada tiap-tiap yang maujud sama ada yang maujud itu qadim seperti ia mendengar kalamnya atau yang ada itu harus sama ada atau telah ada atau yang akan diadakan. Tiada terhijab (terdinding ) seperti dengan sebab jauh , bising , bersuara , tidak bersuara dan sebagainya. Allah Ta'ala Maha Mendengar akan segala yang terang dan yang tersembunyi. Sebagaimana firman Allah Ta'ala yang bermaksud :

 ۚ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
" Dan ingatlah Allah sentiasa Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"(Qs. An-Nisa'a  Ayat 148)

12. Bashar : Artinya : Melihat Allah Ta'ala .

Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta'ala. Allah Ta'ala wajib bersifat Maha Melihat sama ada yang dapat dilihat oleh manusia atau tidak, jauh atau dekat , terang atau gelap , zahir atau tersembunyi dan sebagainya. Firman Allah Ta'ala yang bermaksud :

 وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Dan Allah Maha Melihat dengan apa-apa yang kamu kerjakan"(Qs. Al Hujuroot : 18)


 ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
"Dan Allah Maha Melihat akan segala yang mereka kerjakan" (Qs. Ali Imran : 163)

13 .Kalam : Artinya : Berkata-kata Allah Ta'ala.

Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada , yang qadim lagi azali , berdiri pada zat Allah Ta'ala. Menunjukkan apa yang diketahui oleh ilmu daripada yang wajib, maka ia menunjukkan atas yang wajib sebagaimana firman Allah Ta'ala yang bermaksud : ' Aku Allah , tiada tuhan melainkan Aku '. ( Surah Taha  Ayat 14 ) Dan daripada yang mustahil sebagaimana firman Allah Ta'ala yang bermaksud : ' ..( kata orang Nasrani ) bahwasanya Allah Ta'ala yang ketiga daripada tiga.
'. (Surah Al-Mai'dah  Ayat 73). Dan daripada yang harus sebagaimana firman Allah Ta'ala yang bermaksud : ' Padahal Allah yang mencipta kamu dan benda-benda yang kamu perbuat itu
'. (Surah Ash. Shaffaat  Ayat 96). Kalam Allah Ta'ala itu satu sifat juga tiada berbilang. Tetapi ia berbagai-bagai jika dipandang dari perkara yang dikatakan Yaitu :
1. Menunjuk kepada amar (perintah) seperti tuntutan mendirikan solat dan lain-lain kefardhuan.
2. Menunjuk kepada nahyu (tegahan) seperti tegahan mencuri dan lain-lain larangan.
3. Menunjuk kepada khabar (berita) seperti kisah-kisah Firaundan lain-lain.
4. Menunjuk kepada wa'ad (janji baik) seperti orang yang taat dan beramal soleh akan dapat balasan syurga dan lain-lain.
5. Menunjuk kepada wa'ud (janji balasan siksa) seperti orang yang mendurhaka kepada ibu & bapak akan dibalas dengan azab siksa yang amat berat.

14. Qoodirun : Artinya :

Keadaan Allah Ta'ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan. Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta'ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma'adum , Yaitu lain daripada sifat Qudrat.

15. Muriidun : Artinya :

Keadaan Allah Ta'ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu. Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta'ala , tiada ia maujud dan tiada ia ma'adum , Yaitu lain daripada sifat Iradat.

16.Kaunuhu Aliman : Artinya :

Keadaan Allah Ta'ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu. Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta'ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma'adum , Yaitu lain daripada sifat Ilmu.

17.Kaunuhu Hayyun : Artinya :

Keadaan Allah Ta'ala Yang Hidup. Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta'ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma'adum , Yaitu lain daripada sifat Hayat.

18.Kaunuhu Sami'an : Artinya :

Keadaan Allah Ta'ala Yang Mendengar akan tiap-tiap yang Maujud.Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta'ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma'adum, Yaitu lain daripada sifat Sama'.

19.Kaunuhu Bashiran : Artinya :

Keadaan Allah Ta'ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ). Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta'ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma'adum , Yaitu lain daripada sifat Bashar.

20.Kaunuhu Mutakalliman : Artinya :

Keadaan Allah Ta'ala Yang Berkata-kata. Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta'ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma'adum , Yaitu lain daripada sifat Kalam.

20 SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH SWT
Wajib atas tiap-tiap mukallaf mengetahui sifat-sifat yang mustahil bagi Allah yang menjadi lawan daripada dua puluh sifat yang wajib baginya. Maka dengan sebab itulah di nyatakan di sini sifat-sifat yang mustahil satu-persatu :

1. Adam berarti tiada'
2. Huduth berarti baharu'
3. Fana' berarti binasa'
4. Mumathalatuhu Lilhawadith berarti menyerupai makhluk'
5. Qiyamuhu Bighayrih berarti berdiri dengan yang lain'
6. Ta'addud berarti berbilang-bilang'
7. Ajz berarti lemah'
8. Karahah berarti terpaksa'
9. Jahl berarti jahil/bodoh'
10. Mawt berarti mati'
11. Samam berarti tuli'
12. Umy berarti buta'
13. Bukm berarti bisu'
14. Kaunuhu Ajizan berarti keadaannya yang lemah'
15. Kaunuhu Karihan berarti keadaannya yang terpaksa'
16. Kaunuhu Jahilan berarti keadaannya yang jahil/bodoh'
17. Kaunuhu Mayyitan berarti keadaannya yang mati'
18. Kaunuhu Asam berarti keadaannya yang tuli'
19. Kaunuhu A'ma berarti keadaannya yang buta'
20. Kaunuhu Abkam berarti keadaannya yang bisu'

SIFAT JAIZ BAGI ALLAH SWT (Boleh ia atau Tidak)

Adalah sifat yang harus pada hak Allah Ta'ala hanya satu saja Yaitu Harus bagi Allah mengadakan sesuatu atau tidak mengadakan sesuatu atau di sebut sebagai mumkin' (Fi'lu kulli Mumkinin Autarkuhu). Mumkin ialah sesuatu yang harus ada dan tiada. Harus disini artinya boleh-boleh saja. Artinya boleh-boleh saja Allah SWT menciptakan sesuatu, yakni tidak ada paksaan dari sesuatu, karena Allah bersifat Qudrat dan Irodah. Dan boleh-boleh saja bagi Allah SWT meniadakan sesuatu

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews